Fase Pendidikan Tahap ke III usia 14-21 tahun
Inilah fase yang penuh sikap memberontak dan mencari jati diri. Pada tahap ini, Bapak dan Ibu harus mendekati anak dengan cara berteman, perbanyaklah berbicara dengan mereka tentang masalah yang mereka hadapi.
Metode pendekatan ada kalanya dilakukan secara bersama-sama dengan kedua orang tua, adakalanya hanya Bapaknya atau Ibunya saja, lihatlah kondisi anak secara menyeluruh mulai dari tingkah laku, pergaulan. Fase ini merupakan fase penegakan disiplin karena akan memasuki masa baliq. Kesimbangan antara aqil dan baliq harus seimbang, apabila antara aqil dan baliq tidak seimbang, akan terjadi keskosongan dalam mengambil keputusan, maka peran orang tua untuk mengarahkan sangat penting.
Penanganan anak perempuan, berceritalah tentang kedatangan ‘haid’, anak laki-laki berceritalah tentang mimpi basah, bimbinglah mereka dan arahkan perasaan mereka pada tempat yang positif. Jadilah pendengar yang baik, sekiranya tidak setuju dengan tindakan mereka, hindari memarahi terutama dihadapan saudara-saudaranya yang lain tetapi gunakan pendekatan secara diplomasi walaupun kita adalah orang tua mereka. Sehingga, tidak ada pihak ketiga yang akan hadir dalam kehidupan. Mereka tidak akan terpengaruh untuk keluar rumah untuk mencari kesenangan sesaat, arahkan bahwa bersama keluarga tetap yang terbaik.
Pada usia ini, Rasulullah menekankan bimbingan secara dialogis, diskusi, atau musyawarah layaknya teman sebaya (shohibbi). Jangan menganggap anak pada usia ini sebagai anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan harus dituntun terus menerus.
Kesempatan masing-masing fase hanya sekali, maka bimbinglah sesuai masanya. Anak merupakan amanah yang harus dijaga, bimbinglah mereka sesuai fitrah yang telah Allah titipkan, karena manusia sebagai Khalifah di muka bumi.
Perlu di ingat, Allah tidak menciptakan sesuatu yang cacat, hanya pikiran kita yang lambat dalam memahami pesan cintanya Allah.